Minggu, 03 Oktober 2010

STRATEGI DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

A. PENDAHULUAN

Pengajaran bahasa Indonesia di SD, dilaksanakan dengan mengacu pada KBK  atau KTSP. Keterampilan yang dikembangkan mencakup empat keterampilan, yakni (1) menyimak/mendengarkan; (2) berbicara; (3) membaca; dan (4) menulis. Dalam pelaksanaan pengajarannya guru seyogyanya selalu memperhatikan prinsip pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum yang terkenal dengan akronim PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif  dan Menyenangkan).

Ada tiga istilah yang lazim dihubungkan dengan prosedur KBM, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan merupakan seperangkat asumsi, prinsip, dan sistematika konsep secara utuh dan menyeluruh untuk menyiasati pencapaian tujuan pembelajaran.Metode merupakan seperangkat konsep yang disusun secara prosedural guna mencapai kompetensi  khusus. Sementara teknik atau strategi merupakan pola KBM yang disusun secara sistematis sesuai dengan pokok bahasan dan fokus pembelajaran secara kontekstualsesuai dengan kondisi, situasi, tempat peristiwa KBM berlangsung.

Berkaitan dengan pembelajaran bahasa, ada beberapa strategi yang ditawarkan kepada guru untuk dijadikan alternatif pilihan dalam menentukan pola KBM. Adapun strategi-strategi tersebut, adalah.

 

B. STRATEGI PEMBELAJARAN MENYIMAK 

            Ada beberapa strateki pembelajaran yang menjadi alternatif pilihan guru untuk mengajarkan menyimak, yakni

  1. Strategi Pertanyaan dan Jawaban (PJ)

Strategi ini merupakan strategi yang paling sederhana dalam KBM menyimak. Tahap-tahapan kegiatannya adalah :

1)      Guru mengemukakan judul bahan simakan

2)      Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang akan dibicarakan

3)      Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung

4)      Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

5)      Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa

6)      Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh, (bisa secara tertulis atau lisan).

 

  1. Strategi Kegiatan Menyimak Secara Langsung/KML atau DLA (Direct Listening Activities)

Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah:

1)      Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata siswa. Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak

2)      Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang dibacakan oleh guru.

3)      Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku. Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual

4)      Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.

 

  1. Strategi Menyimak dan Berpikir Langsung /MBL atau DLTA (Direct Listening Thinking Activities)

Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah.

1)      Persiapan menyimak : Pada tahap ini guru memberitahukan judul cerita yang akan disimak, misalnya “Saat Sendirian di Rumah” Berdasarkan judul teresbut guru menanyakan kepada siswa Bagaimana seandainya malam hari sendirian di rumah? Untuk membangkitkan imajinasi siswa guru bisa menunjukkan gambar rumah yang gelap. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan Apa kira-kira isi cerita yang akan dibacakan, apa yang kira-kira menarik dari cerita itu, bagaimana seandainya peristiwa itu terjadi pada kalian? Dan sebagainya.

2)      Membaca Nyaring: Guru membacakan cerita dengan suara nyaring secara menarik dan hidup. Pada bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan dengan prediksi dan tujuan pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Apa kesimpulan yang kalian peroleh, apa yang terjadi kemudian, apa yang terjadi selanjutnya dsb. Setelah tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi.

3)      Refleksi dan penyampaian pendapat. Guru mengakhiri pembacaan, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengemukakan kembali isi cerita dan guru meminta pendapat siswa tentang unsur-unsur cerita, misalnya tentang watak tokoh, tentang alur, seting dsb.

 

C. STRATEGI PENGAJARAN MEMBACA

1. Strategi Kegiatan Membaca Langsung/ KML atau DRA Direct Reading Activities)

            Penggunaan strategi KML adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.

1)      Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa serta mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam membaca.

2)      Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru melakukan tanya jawab tentang nisi bacaan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks. Guru bisa menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun permasalahan lain yang aktual.

3)      Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah dilakukannya. Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan menggunakan kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur, ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan.

 

2. Strategi SQ3R (Survey, Questions, Read, Recite, Review)

            Tujuan penggunaan strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif. Tahapan kegiatannya, adalah

1)      Tahap Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey). Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang bacaan (questions). Pertanyaan dapat langsung memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca. Tujuan pertanyaan ini, adalah untuk membentuk konsentrasi siswa dan membangkitkan pengetahuan dan pengalaman awalnya.

2)      Proses membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang relevan (recite).

3)      Pascamembaca : Siswa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara kreatif bisa dikembangkan oleh guru.

 

3. Strategi Membaca-Tanya Jawab /MTJ atau Request (Reading-Question)

            Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan. Tahapan kegiatannya, adalah

1)      Guru menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus dipecahkan siswa, dan cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah

2)      Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta, mendapat ide pokok,penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak relevan dengan fakta, dansebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa melakukan kegiatan membaca paragraf pertama bacaan

3)      Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa meramalkan kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Paragraf yang dibaca  bisa satu paragraf atau lebih bergantung pada kemungkinan waktu yang tersedia.

4)      Tahap terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban pertanyaan.

 

4. Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities)

            Tujuan penggunaan strategi ini, adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan “berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah kegiatannya, adalah.

1)      Guru meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa diminta memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu guru bertanya kepada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi saat membaca. Pertanyaan tersebut misalnya “Apa kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa Kalian membuat pemikiran demikian?”

2)      Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf bacaan dengan berkonsentrasi untuk  menemukan kebenaran/kesalahan peramalan yang dilakukan semula.

3)      Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan, “Apa kira-kira isi paragraf berikutnya?” “Mengapa Kalian memperkirakan demikian?”

4)      Langkah seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau kagiatan yang lain.

 

  1. Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban /PPJ atau QAR (Questions-Answer Relationship)

Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang. Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat memanfaatkan daftar pertanyaan yangn ada dalam bacaan. Adapun jawabannya dapat diperoleh siswa melalui cara berikut.

Ø  Menemukan kata atau kalimat dalam teks sebagai jawaban dari pertanyaan. Contoh “Siapa yang bertanggung jawab untuk menciptakan suasana nyaman di kelas?”

Ø  Jawaban ada dalam teks tetapi harus menghubung-hubungkan kata atau kalimat pada bagian –bagian yang berbeda. Contoh pertanyaannya “ Apa yang menyebabkan kelas kita menjadi juara Lingkungan Nyaman?”

Ø  Pemahaman isi teks merupakan bahan penemuan jawaban, tetapi pemahaman tersebut berkaitan dengan pemahaman yang tersirat.Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan itu diperlukan adanya hubungan dialogis antara pemahaman isi teks dengan pengalaman dan pengetahuan pembaca. Contoh: “Bagaimana hubungan timbal-balik antara lingkungan alam denganlingkungan kehidupan keluarga?”.

Ø  Jawaban tidak dapat ditemukan dalam teks. Untuk menemukan jawaban pertanyaan harus menghubung –hubungkan sesuatu yang dinyatakan penulis, merefleksikan kembali berbagai pengalaman dan pengetahuan dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Contoh pertanyaan “Mengapa sebagai ekosistem lingkungan menentukan kehidupan organisme manusia, binatang, dan tumbuhan?”

Berdasarkan gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti di atas, tahap kegiatan yang dilakukan, adalah

1)      Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang mesti dipecahkan siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan masalah. Masalah yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan dalam berbagai jenis dan tingkatannya.

2)      Siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Setelah kegiatan membaca selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.

3)      Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai sumber dan berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara diberikan dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas seyogyanya dikerjakan secara kelompok.

 

  1. Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/ PPIB atau GMA (Group Mapping Activities)

Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara umum.Adapun tahapan pembelajarannya, adalah.

1)      Persiapan : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram plot cerita.

2)      Proses Membaca : Siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh guru dalam waktu yang ditentukan.

3)      Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan, misalnya plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa diminta mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta menanggapi.

 

D. STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS

 

  1. Strategi Proses Menulis Terbimbing/PMT atau GWP (Guiding Writing Process)

Strategi PMT pada intinya adalah mengjar siswa dengan kegiatan menulis dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya. Kegiatan yang ditempuh, adalah

1)      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara melakukan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh siswa.

2)      Siswa membaca teks dan mempelajarinya ditinjau dari judul, hubungan ide-ide pokok, dan pola pengembangan paragrafnya. Dalam penulisan cerita  diawali dengan membaca cerita untuk memperoleh gambaran bagian-bagian cerita, isi bagan yang satu dengan yang lain.

3)      Berdasarkan pemahaman contoh model yang dibacanya, siswa melakukan kegiatan (1) pramenulis, (2) menulis draf, dan (3) melakukan perbaikan.

 

  1. Strategi Menulis Secara Langsung/ MSL atau DWA (Direct Writing  Activities)

Strategi ini dilakukan misalnya pada saat siswa menulis buku, atau menulis dalam buku harian, dan menulis karya ilmiah. Adapun langkah-langkahnya adalah.

1)      Siswa diminta menentukan topik  karangan melalui kegiatan tukar pendapat dengan teman/ kelompok diskusi. Guru membantu membangkitkan gambaran berkenaan dengan topik yang mungkin digarap.

2)      Guru membantu siswa menggambarkan kerangka karangan Misalnya melalui webbing, mendaftar ide-ide pokok dan sebagainya.

3)      Siswa memanfaatkan sumber informasi yang bisa diperoleh dan menyusun draf karya tulis.

4)      Siswa saling menukarkan dan mempelajari draf karangan dan saling memberi bahan masukan

5)      Guru mengoreksi draf karangan siswa dan mengadakan pembahasan secara singkat dengan difokuskan pada bagian-bagian yang perlu diperbaiki

6)      Siswa memperbaiki draf sesuai dengan masukan teman dan guru.

7)      Siswa menuliskan kembali dan memublikasikan melalui mading atau membacakan di depan kelas.

 

E. STRATEGI PEMBELAJARAN BERBICARA

      Kegiatan berbicara meliputi berbagai bentuk, dan setiap bentuk memiliki kekhasan. Secara umum prosedur KBM yang dirancang perlu memperhatikan langkah KBM pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut atau pasca wicara. Pada tahap persiapan, misalnya langkah kegiatan bisa berupa penyiapan naskah sambutan. Tahap pelaksanaan mengacu pada kegiatan yang dilakukan siswa ketika membacakan naskah sambutan. Sementara tindak lanjut diisi dengan kegiatan penilaian pembacaan naskah sambutan.

      Bentuk KBM lain yang juga bisa digunakan, misalnya dalam pembelajaran dialog, adalah kegiatan bermain peran. Tahapan yang dilakukan adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penentuan KBM wicara dalam berbagai kemungkinan bentuknya dapat dijabarkan berdasarkan identifikasi dari uraian yang terdapat dalam buku pelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar